Metalist
Stadium – Ukraina – Mikiran Yayat
Partai
Jerman melawan Belanda yang akan berlangsung dini hari nanti menjadi
pertandingan yang selalu ditunggu penggemar bola. Banyak
pertandingan yang disebut laga klasik seperti laga 'El
Clasico' antara Barca vs
Madrid di Liga Spanyol, dan laga 'El
Tasiko' antara PS. Ciawi vs
PS. Rajapolah di turnamen domba cup se-Tasikmalaya. Di Piala Eropa,
laga Jerman melawan Belanda adalah laga klasik yang sesungguhnya.
Panasnya
pertemuan dua negara bertetangga itu bagaikan duel rival abadi
antara “si
pleki lawan si teugeug”
di arena adu
bagong.
Walaupun negara tetangga, bukan jaminan yang bertetangga itu selalu
akur, persis seperti kata Elvy Sukaesih dalam lagu “Bisik - bisik
tetangga”. Lihat saja di kebon binatang. Meski kandang maung
bersebelahan dengan kandang buaya, namun tak berarti mereka berkawan
akrab. Jika ada kesempatan mereka akan saling ngahakan.
Begitu pula halnya dengan Jerman melawan Belanda. Ada banyak dendam
dan amarah yang meluap dalam laga keduanya. Alasan historis kedua
bangsa yang tidak harmonis membuat perseteruan melebar tak sekedar
urusan sepakbola namun menjadi pertaruhan martabat dan harga diri.
Alhasil
pertandingan Belanda melawan Jerman selalu berlangsung dalam tensi
tinggi yang sering diwarnai insiden. Tentu kita masih ingat insiden
Rudi Voller versus Frank Rijkaard di Piala Dunia 1990 saat keduanya
diusir keluar lapangan akibat saling meludah. Padahal peringatan
dilarang meludah sembarangan sudah tertera tidak hanya di lapangan,
namun sudah dicantumkan juga di stiker himbauan dilarang mengeluarkan
anggauta badan pada bus DAMRI yang mengangkut mereka ke lapangan
pertandingan. Sengitnya atmosfer pertandingan ditambah provokasi
suporter kedua kubu yang mengumandangkan “
lamun wani, ciduhan curuk urang”,
membuat kedua pemain hilang kendali sehingga insiden cudah
– ciduh
terburuk sepanjang sejarah pun terjadi.
Intimidasi
suporter kedua kubu inilah yang dikhawatirkan terjadi pada laga
nanti. Provokasi berlebihan akan merusak irama permainan kedua tim
sehingga mengacaukan jalannya pertandingan. Dalam hal provokasi,
Belanda tentu akan lebih diuntungkan mengingat pengalaman panjangnya
memprovokasi dan mengadu domba lawan. Korbannya kita sudah tahu
sendiri, selama 350 tahun kita diadu domba Belanda hingga saat ini
pun kita masih gemar raribut
jeung
pasea.
Kekalahan Belanda dari Denmark di laga perdana membuat pelatih
Belanda Bert Van Marwijk tidak punya pilihan selain memenangkan
pertandingan. Van Marjwick akan mencari cara untuk meredam Jerman.
Kemungkinan dia akan memainkan Arjen Robben untuk peran mengadu domba
lawan. Karena secara pancakaki
Robben yang biasa dipanggil Kang Beben ini masih ada garis turunan
Cilawu - Garut sehingga dia paham betul taktik mengadu domba.
“Pokoknya kami akan bermain habis-habisan. Jika perlu nepi
ka beak dengkak sesuai
filosofi bermain tim kami”,
ujar Robben. Dibawah asuhan Van Marwijk, Belanda kini mengusung
filosofi bermain “De
Beakdenkaag” meninggalkan
filosofi Total Football yang dianggap sudah usang. Robben
sendiri masih terus mengasah kemampuannya mengadu domba dibawah
asuhan Rudi Wowor sang asisten pelatih timnas Belanda yang selalu
sukses memerankan komandan Kompeni di film-film perjuangan.
Sementara
itu pelatih Jerman Joachim Loew akan mewaspadai strategi adu domba
Belanda. Pria turunan Subang yang akrab dipanggil Kang Ocim ini akan
mengintruksikan pemainnya untuk bermain keras. “Kami harus bermain
keras guna meredam kualitas individu pemain Belanda yang diatas
rata-rata. Bola harus segera direbut jika perlu dengan cara ditenggar
nepi ka adug lajer”,
kata Kang Ocim. Dibawah asuhan Kang Ocim, Jerman mengusung gaya
bermain Der
Aduglazeer
yaitu bermain keras sampai titik darah penghabisan . Namun ada hal
lain yang Kang Ocim cemaskan yaitu intimidasi suporter Belanda
terhadap para pemainnya terutama kepada striker andalannya Lukas
Podolski. “Podolski mempunyai kans untuk diintimidasi secara
mental” ujar Kang Ocim. Dia juga meminta para fans Jerman untuk
tidak mengelu-elukan Podolski sekalipun saat dia mencetak gol. “
Bayangkan kalau anda disurakan
di podol-podol
oleh seluruh isi stadion baik itu suporter kawan maupun suporter
lawan. Bareto
keur SD mun kanyahoan kababayan disurakan babaturan sakelas oge geus
era.
Saminggu
kuring bolos sakola”,
kata Kang Ocim menceritakan pengalaman pribadinya. Para pemain Jerman
sendiri menyatakan tidak akan terpengaruh intimidasi lawan dan siap
bermain sataker-kebek
menghadapi
Belanda.
Jadi
mari kita saksikan saja, De
Beakdenkaag
atau Der
Aduglazeer
kah yang nanti akan berjaya.
Pelatih
Belanda Bert Van Marjwijk sedang memberi instruksi kepada Arjen
Robben untuk menjalankan taktik adu domba, dibantu Rudi Wowor yang
berperan sebagai komandan Kumpeni
|