Bandung, Mikiran Yayat
Demi meningkatkan pelayanan kepada para penumpang, terutama penumpang dari dunia lain, Travel Cipagentos membuka layanan “Pergi tak dijemput – Pulang tak diantar”. Rute ini dibuka untuk para penumpang yang tak punya tujuan jelas. Hari Panca, manajer pemasaran Cipagentos untuk layanan “Pergi tak dijemput – Pulang tak diantar” menjelaskan, layanan ini dibuka untuk merespon semakin tingginya animo para penumpang dunya lain menggunakan kendaraan umum untuk bepergian. “ Saya suka mendengar cerita ada supir travel Cipagentos yang suka dicegat kuntil di KM 97. Ada supir angkot Majalaya yang suka dicegat pocong di sekitar Bojongsoang. Ada juga tukang ojeg yang suka TIBA..TIBA.... (reuwas aing .. - red) motornya jadi asa beurat tiap ngaliwat ka kebon awi sanajan geus make RX King yang sudah terkenal sebagai motor garong . Ini menunjukan rute ini ada pangsa pasarnya. Jurig juga butuh kendaraan buat bepergian biar teu cape hiber jeung aclok-aclokan..” ujar Hari Panca.
Untuk tahap percobaan, travel Cipagentos akan membuka rute Jeruk Purut – Jembatan Ancol via terowongan Casablanca. Hari Panca optimis rute ini akan diminati penumpang dunya lain. Karena berdasarkan pengamatan mata gaib bersama Soleh Patil si pelukis hantu, rute ini termasuk punya traffic lalu lintas jurig yang tinggi. Soleh Patil yang pernah belajar menggambar dari Pa Tino Sidin ini bahkan sering melukis di sekitaran rute ini. “Lumayan, banyak makhluk astral disekitar sana” kata Soleh Patil sambil terus mencorat-coret kuas ke kanvas dengan mata ditutup kain hitam. “Tapi ngomong-ngomong makhluk astral, saya juga butuh ashtray keur miceun calacah roko yang saya seuseup..” lanjut Soleh. Hari Panca membenarkan pernyataan Soleh. Namun dia tidak membenarkan tindakan Soleh Patil yang terus mencurat-coret kuasnya dengan mata tertutup. “ Cik sakali - kali mah tingali atuh. Eta koas teh geus malaweung curat-coret dina hulu urang..” kata Hari Panca semu sewot sambil mengelap sirah lenangnya yang sudah berwarna-warni siga peremen kojek.
Mengantisipasi semakin ramainya rute ini, travel Cipagentos sudah berencana merekrut banyak tenaga pengemudi. “Lowongan sudah dibuka, namun sampai saat ini belum ada yang mau melamar jadi supir. Naha beut hese-hese teuing neangan supir keur ngangkutan jurig mah..” kata Hari Panca rada putus asa. Sementara ini mobil travel dijalankan oleh mereka berdua. “ Soleh Patil yang jadi supir, sedangkan saya jadi keneknya” kata Hari Panca lagi. Ternyata disupiri Soleh Patil banyak kendalanya. Soleh sering kena tilang di jalan raya. “Ini karena Soleh Patil tidak bisa membuang kebiasaannya menyetir dengan mata ditutup kain hitam. Nya pantes tiap pa-amprok jeung polisi langsung disemprit..” lanjut Hari Panca lagi kali ini sambil gagaro sirah. Kendala lainnya banyak penumpangnya yang susah diatur dan enggan bayar ongkos. “ Nu rudet mah mun mobil geus katumpakan tuyul. Geus mah tara daek mayar tuyul teh embung dilahun. Padahal geus mah leutik, tuyul mah paling ceuyah loba duitna. Mun teu mayar ku kuring dibejakeun ka si Kentung siah.. Ngerti ora son??” ancamnya.
Meski banyak kendala, namun Hari Panca yakin rute ini akan punya prospek cerah. Sebagai antisipasi kalau penumpang kosong, Hari pun tak menolak jika ada orang yang ingin menumpang di mobil travelnya. Namun penumpang harus mau menerima resiko sering tertukar barang bawaannya kalau naik travel ini. “Namanya juga Cipagentos Travel, nya wajar we mun barang penumpang loba nu pagentos” ujar Hari. Pengalaman buruk dialami seorang penumpang asal Cililin yang membawa wajit satu kwintal tertukar dengan penumpang yang membawa kueh semprong satu keler. Namun ada juga penumpang yang beruntung. Seorang penumpang yang memakai sendal capit sewalow tidak sadar telah tertukar sandalnya dengan sendal Eiger. “Baru sadar setelah sampai rumah, sendal saya tertukar. Akhirnya saya jual pasang iklan di Tokogabus.com, lumayan ngabati 50rebu”. Ada pula penumpang yang tidak beruntung meski dari rumah sudah berniat untuk menukar yang dibawanya. Mang Ojo yang pergi bersama Bi Ijoh istrinya mengaku tidak beruntung. “Saya naek travel Cipagentos harapannya istri saya bisa tertukar sama Sopia Latcuba. Namun sayang sampai turun dari travel, istri saya angger sakieu-kieuna..” sesal Mang Ojo. Sementara itu Bi Ijoh yang berdiri disampingnya cuma bisa jamedud sambil nyiapkeun kelom keur nakol sirah Mang Ojo.
aing mah euy hahahahahha
BalasHapushahaha, diantos terbitan selanjutnya..
BalasHapushade pisan
BalasHapus