Kamis, 24 Februari 2011

Don’t cry Italia, masih banyak jalan menuju Roma

Tersingkirnya juara bertahan Italia di ajang Piala Dunia jelas membuat banyak orang terkejut. Pelatihnya terkejut, pemainnya terkejut, pendukungnya terkejut, pengamat bola terkejut, saya terkejut, anda terkejut, tukang judi togel terkejut (saya harap itu bukan anda), bahkan wasit yang memimpin pertandingan pun terkejut sampai dikabarkan neureuy piriwit hingga meleg di tikoro dan harus ditangani dokter spesialis THT (dokter spesialis Telinga dan Handapeun Telinga). Berbagai hujatan bermunculan di media Italia mencela penampilan Fabio Cannavaro dkk. yang tampil seperti hayam pelung kehilangan taji dan kena komplikasi penyakit tetelo dan rabun kotokeun. Bahkan media terbesar di Italia “La Tanginas” (koran yang selalu terbit paling pagi sebelum ayam jantan berkokok) menulis, penampilan Italia di piala dunia sebagai “La maeno sigo hayampo pelungia cano di parabano del jangkriko calungia” arti bebasnya kurang lebih : bermain seperti hayam pelung nu can diparaban jangkrik kalung.

Tak ayal hal itu membuat situasi di kubu tim Italia memanas. Pelatih Italia Marcello Lippi membantah kalau dia belum ngasih parab jangkrik kalung. “ Karena jangkrik kalung sedang langka jadi saya kasih jangkrik kroto. Tergantung ketersediaan stok di pasar burung Sukahaji. Kalau stok lagi kosong kadang-kadang suka saya oplos sama gaang kering, biar lebih rangu” ujarnya membela diri. Lippi menambahkan dirinya sudah memberi intruksi khusus pada barisan pertahanan Italia supaya jangan lengah terhadap penyerang-penyerang Slovakia yang terkenal telenges dan pintar memanfaatkan peluang. Bukti keganasan penyerang Slovakia adalah setiap ada bola kosong didepan gawang selalu ditendang sahabekna tak peduli kemana arah hidung menghadap, atau dalam istilah sepakbola dikenal sebagai teknik kumaha irung. Hasilnya gawang Marchetti pun kebobolan tiga kali.

Terjegalnya Italia tentu menorehkan duka mendalam bagi para pemainnya. Federasi sepakbola Italia pun tak tinggal diam. Mereka segera melakukan upaya untuk merehabilitasi mental para pemainnya agar tidak larut dalam kekecewaan. Lippi sebagai pelatih menyatakan bertanggung jawab atas kegagalan timnya. Pelatih yang aslinya bernama Lili Sarnaepi berdarah Kadungora Garut ini berencana merekrut penasihat spiritual untuk membangun kembali spirit anak asuhnya. “ Well, yang sudah terjadi apa boleh buat nasi sudah jadi bubur lemu. Sekarang mari kita lihat kedepan masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, tak hanya membuat bubur lemu, tapi juga bubur kacang, bubur ketan, dan bubur mang Oyo” .Lippi menjelaskan bahwa dia akan merekrut penasihat spiritual handal yang mampu membangun mental juara untuk timnya. “Tentunya harus memenuhi persyaratan yang kami tetapkan, antara lain dia harus punya visi, mampu mengorganisir tim, berwibawa, bekharisma, siap bekerja keras, lulusan minimal SLTA atau sederajat, sehat jasmani dan rohani, punya sim B1 lebih diutamakan, tidak berjudi , tidak minum minuman keras dan narkotika, dan tidak merokok selain Ji Sam Su”. Lippi menambahkan bahwa penasihat spiritual yang direkrut harus mengerti Italia diutamakan yang hapal kota Roma.” Karena nanti dia akan ditempatkan di Roma, maka satu-satunya orang yang cocok dengan kriteria itu tiada lain dan tiada bukan hanyalah Roma Irama seorang ..“ ujar Lippi yakin.

Setelah kami konfirmasi, Roma Irama sendiri membenarkan tentang perekrutan dirinya. “Bethul.. Saya sudah menandatangi kontrak dengan tim Italia sebagai penasyaehat spirituil.. “ ujarnya dengan logatnya khasnya yang kental. Pria yang akrab dipanggil bang haji ini menilai perekrutan dirinya adalah pilihan yang tepat. “ Tentu saya memenuhi semua persyaratan itu. Saya berkharisma, tidak mengkonsumsi minuman keras dan narkotika atau mirasantika, saya pun masih memiliki SIM B1 bati nyupiran truk untuk ngangkut rombongan kasidah dan tagonian sewaktu saya masih merintis karir di Tasikmalaya dan belum sesukses sekarang. Selain itu saya sudah sangat berpengalaman menjadi penasyaehat spirituil dari penasyaehat parpol, ormas, organisasi kepemudaan, penasyaehat orkes dangdut, sampai inul pun sering saya nasehati supaya jangan bergoyang ter…la…luh..” lanjutnya. Mengenai langkah-langkah yang akan diambil untuk memulihkan mental pemain Italia, bang haji menjawab, “ Saya sudah melakukan pendekatan secara pribadi kepada para pemain untuk selalu tegar. Sudah menjadi resiko publik figur selalu mendapat sorotan. Contohnya saya, ketika saya bermain dipasangkan dengan Ida Iasha dalam film “Nada dan Da’wah” banyak orang yang protes.. Padahal itu sudah serasi.. Saya kurang ganteng apa coba..” jawabnya dengan yakin.

Bang haji pun membuka kesempatan selebar-lebarnya buat para pemain yang akan gantung sepatu dan berniat memasuki dunia hiburan menjadi artis. Sebagaimana kita ketahui mayoritas pemain Italia banyak yang dinilai sudah uzur untuk ukuran atlet sepakbola dan sudah mentok untuk meningkatkan prestasinya. Bang haji siap menampungnya dibawah naungan manajemen artis “Satria Bergitar Tua” yang didirikannya.
“ Saya sudah berpesan bagi pemain bola yang akan pensiun dan memasuki dunia artis untuk rajin-rajin merawat diri. Karena bermain bola selalu dilakukan dibawah sengatan panas matahari yang terik maka riskan untuk kesehatan kulit. Sebagaimana pepatah arab mengatakan: ghosoqan mun hafuuro – fashliinan mun hurikaan, artinya : gosokan lamun anjeun hapur – vaselinan lamun anjeun hurik..” kata bang haji menutup pembicaraan

Ikuti terus liputan Piala Dunia 2010 hanya di Mikiran Yayat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar